![]() |
Perbedaan Docker dengan Podman. |
Docker dan Podman adalah alat untuk mengelola containers, tetapi memiliki beberapa perbedaan utama:
1. Arsitektur.
Docker menggunakan arsitektur client-server dengan Docker Daemon (background service) yang mengelola container.
Podman menggunakan arsitektur daemonless, artinya tidak memerlukan daemon dan berjalan langsung melalui fork-exec.
2. Root vs Rootless.
Docker biasanya membutuhkan root privileges (hak akses administrator) untuk menjalankan container.
Podman mendukung rootless containers (tanpa hak root), sehingga lebih aman.
3. Kompatibilitas dengan Docker.
Podman kompatibel dengan perintah Docker (docker → podman), sehingga bisa digunakan sebagai pengganti langsung.
Podman juga mendukung Docker Compose melalui podman-compose.
4. Orchestration.
Docker memiliki Docker Swarm untuk orchestration.
Podman tidak memiliki orchestration bawaan tetapi bisa diintegrasikan dengan Kubernetes atau OpenShift.
5. Keamanan.
Karena tidak memerlukan daemon, Podman dianggap lebih aman daripada Docker.
Podman juga mendukung SELinux dan cgroups v2 dengan lebih baik.
6. Image Management.
Docker menyimpan image di /var/lib/docker.
Podman menyimpan image di ~/.local/share/containers (untuk rootless).
7. Logging & Monitoring.
Docker menggunakan daemon untuk logging dan monitoring.
Podman menggunakan systemd untuk mengelola log container.
Kapan Memilih Docker atau Podman?
Gunakan Docker jika membutuhkan ekosistem lengkap (Swarm, dll.) dan kemudahan penggunaan.
Gunakan Podman jika mengutamakan keamanan (rootless) dan integrasi dengan Kubernetes.
Keduanya bisa dipasang bersamaan, dan Podman bisa menjadi alternatif yang lebih ringan dan aman dibanding Docker.
0 comments:
Post a Comment